Pesona Bogor Memikat Seorang Willem Baron van Imhoff
Gustaaf Willem Baron van Imhoff (8 Agustus 1705 - 1 November 1750).
Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1743 - 1750.
Kota Bogor menjadi salah satu kota populer di Jawa Barat.
Selain karena suasananya, kota yang berlokasi di selatan Jakarta ini menjadi
tujuan wisata bagi mereka yang ingin melepas penat di akhir pekan. Saya sendiri
sangat suka pergi ke Bogor, dan setidaknya dalam satu bulan saya bisa satu-dua
kali datang ke sana hanya untuk berjalan-jalan sendiri atau bersama teman-teman
ke beberapa tempat yang saya ketahui. Kota ini menawarkan banyak hal yang saya
anggap menarik mulai dari budaya, kuliner hingga peninggalan sejarah di
dalamnya.
Entah pesona tak kasat mata seperti apa yang memikat banyak orang untuk datang dan
berwisata di Kota Seribu Hujan tersebut. Bagi saya pribadi, daya tarik kota ini
adalah banyaknya cagar budaya dengan nilai historis yang luar biasa dan tentunya kuliner khas yang bisa saya temukan. Ratusan
tahun yang lalu, wilayah yang kita sebut sebagai Bogor pernah berdiri ibukota
Kerajaan Pajajaran yang termahsyur. Beberapa waktu kemudian para delegasi
Portugis melintasi wilayah ini dalam rangka menjalin kerjasama dengan
Pajajaran. Tak ketinggalan juga orang-orang Belanda yang mencoba mengeksplorasi
setiap jengkal bagiannya namun tidak banyak yang bisa didapat karena
keterbatasan pemahaman mereka atas wilayah tersebut.
Istana Bogor yang terletak di dalam area Kebun Raya Bogor.
Tampak pula monumen untuk Prof. Reindwardt.
Pesona Bogor bahkan pernah memikat seorang Gustaaf Willem Baron
van Imhoff, salah satu gubernur jenderal Hindia Belanda. Baron van Imhoff menggantikan
Adriaan Valckenier (gubernur jenderal sebelumnya) yang tersandung peristiwa
Chinezenmoord aka Geger Pecinan yang terjadi di Batavia tahun 1740. Pada tahun 1743 Baron van Imhoff resmi menjabat sebagai gubernur jenderal
di Batavia. Setelah kenaikan jabatannya sejak pertistiwa kelam di Batavia
tersebut, ia memulai perjalanan ke luar dinding kota yang dibangun oleh Jan
Pieterszoon Coen tersebut. Perjalanan ini disebutkan dalam buku "Hikajat Tanah
Hindia" terbitan tahun 1894 yang ditulis oleh G.J.F. Biegman (tercetak di
Bandar Betawi pada percetakan Goebernemen).
"Bermoela, maka G.G. van
Imhoff (dari tahoen 1742 sampai tahoen 1751) hendak melihati djadjahan, jang
baroe diperoleh Kompani, sebab masa itoe orang Belanda tiada mengatahoei hal
ahwal dan keadaan tanah Djawa. Moela2 Toean Besar mendjalani daerah Betawi;
koetika sampai ke Bogor, maka hairanlah Gouverneur-Generaal melihat tanah jang
saelok itoe; maka dititahkannja memboeat saboeah astana di sitoe; maka astana itoe
didirikan pada tahoen 1747 seraja dinamai Buitenzorg."
– Hikajat Tanah Hindia
1894, hal. 74.
Versi penyelarasan:
Gubernur Jenderal van Imhoff (1742-1751) bermaksud melihat
jajahan yang baru diperoleh Kompeni karena pada masa itu orang Belanda tidak
mengetahui keadaan Tanah Jawa. Mula-mula Tuan Besar berkeliling di daerah
Betawi. Ketika dampai di Bogor, ia heran melihat wilayah yang sangat indah. Ia
lalu memerintahkan pembangunan sebuah istana di sana. Istana itu didirikan pada
tahun 1747 dan dinamai Buitenzorg.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus