Rijsttafel, Kuliner Nusantara Kesukaan Orang Belanda
Sajian Rijsttafel sekitar tahun 1880-an dalam sebuah keluarga Belanda.
Jika berbicara mengenai kuliner
pada masa Hindia Belanda rasanya kurang lengkap tanpa membicarakan sebuah
penyajian makanan yang satu ini. Dapat dikatakan penyajian makanan ini adalah
sesuatu yang tidak biasa namun menarik pada masa itu. Bagaimana tidak, makanan
yang disajikan adalah makanan Indonesia tetapi yang menyantapnya adalah
orang-orang Belanda. Penyajian kuliner Indonesia sebagai santapan orang Belanda
ini dinamakan dinamakan Rijsttafel.
Di Indonesia, kini Rijsttafel sulit untuk dijumpai. Justru di Belanda, Rijsttafel sering ditemukan di berbagai rumah makan. Rijsttafel merupakan istilah dari bahasa Belanda yang artinya "meja nasi". Rijsttafel adalah cara penyajian makanan secara berurutan dengan berbagai pilihan kuliner khas Nusantara. Cara penyajian semacam ini berkembang pada masa Hindia Belanda dengan cara memadukan tata perjamuan resmi ala Eropa dengan kebiasaan makanan penduduk lokal yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok.
Di Indonesia, kini Rijsttafel sulit untuk dijumpai. Justru di Belanda, Rijsttafel sering ditemukan di berbagai rumah makan. Rijsttafel merupakan istilah dari bahasa Belanda yang artinya "meja nasi". Rijsttafel adalah cara penyajian makanan secara berurutan dengan berbagai pilihan kuliner khas Nusantara. Cara penyajian semacam ini berkembang pada masa Hindia Belanda dengan cara memadukan tata perjamuan resmi ala Eropa dengan kebiasaan makanan penduduk lokal yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok.
Keluarga C.H. Japing menyantap menu Rijsttafel
bersama Bibi Jet dan Paman Jan Breeman, Mei 1936.
Rijsttafel sebenarnya adalah
konsep penyajian makanan lengkap dengan standar Eropa, yang diawali dengan
makanan pembuka, lalu kemudian makanan utama, yang diakhiri dengan makanan
penutup. Adapun beberapa makanan yang
disajikan adalah Nasi, Ayam Besengek, Sambal Goreng Ati, Gulai Daging, aneka
Sate, aneka Acar, Sambal dan Kerupuk. Jumlahnya beragam mulai dari sekitar 10
jenis, bahkan bisa sampai 40 jenis hidangan. Terkadang makanan khas Tionghoa
Indonesia seperti lumpia dan bakmi, ataupun makanan yang masih dipengaruhi
Eropa seperti semur daging.
Pada masa kolonial, versi jamuan
resmi rijsttafel paling mewah terdiri atas iring-iringan para pelayan berbusana
resmi (kain kebaya untuk pelayan wanita atau beskap, blangkon, bersarung kain
batik untuk pelayan pria), secara khidmat dan resmi menyajikan belasan hingga
puluhan piring berisi berbagai macam hidangan ke meja makan di mana para tamu
perjamuan duduk. Sajian pertama adalah nasi putih kadang berbentuk tumpeng
kecil di sajikan di piring tamu, kemudian satu per satu pelayan datang membawa
beraneka macam hidangan yang terdiri atas lauk-pauk, sayuran, gorengan, sambal
dan kerupuk. Hidangan ini ditawarkan dan disajikan kepada para tamu perjamuan
yang mengambil sendiri hidangan ini dari piring yang dibawa pelayan.
Iring-iringan pelayan ini datang silih berganti membawa aneka hidangan. Versi
penyajian yang lain hanya menyajikan nasi putih di tengah, dikelilingi
piring-piring berisi aneka hidangan, mirip dengan sajian prasmanan masa kini.
Di Belanda, sajian menu Rijsttafel masih populer.
Namun seiring dengan kepergian
Belanda dari Indonesia setelah perang kemerdekaan, penyajian makanan secara
rijsttafel mulai hilang. Walaupun begitu, sajian ini tetap populer di kalangan
keluarga Belanda yang memiliki akar keluarga kolonial Hindia Belanda.
Meski populer di Belanda dan luar
negeri, Rijsttafel jarang ditemukan di Indonesia. Hal ini mungkin karena
kebanyakan hidangan Indonesia terdiri dari satu atau dua macam lauk-pauk
sebagai pelengkap nasi (ikan, ayam, daging, telur ayam, atau sumber protein
lainnya), sayur (baik disajikan mentah, tumisan, atau sup) serta hidangan
pelengkap lain seperti sambal, acar, atau kerupuk. Mengkonsumsi makanan lebih
dari jumlah yang lazim tersebut dapat dianggap berlebihan, terlalu mewah, mahal
dan boros. Patut dicatat bahwa jumlah makanan yang dihidangkan dalam rijsttafel
berkisar antara 7 hingga 40 jenis makanan. Versi paling dekat dengan hidangan
jenis ini dapat ditemukan pada hidangan lokal nasi padang dan nasi campur. Di Indonesia saat ini, salah satu restoran yang masih bertahan menyajikan Rijsttafel adalah
Rijsttafel Resto di Kota Bandung, Jawa Barat.
Rijsttafel Resto adalah salah satu tempat makan yang masih menyediakan
menu Rijsttafel di Kota Bandung, Jawa Barat.
FYI: Artikel ini adalah sumbangan lama dari teman Facebook saya dan diubah seperlunya.
Komentar
Posting Komentar