Tonggak Sejarah Nusantara dari Pedalaman Mahakam
Prasasti Yupa I aka Mulawarman I (D2 a)
Sungai Mahakam adalah sungai besar yang berhulu di lima
pegunungan, yaitu Pegunungan Kapuas Hulu, Kapuas Hilir, Schwaner, Muller, dan
Iban. Sejak masa lampau sungai ini telah memiliki peran penting sebagai jalur
lalu lintas dari hulu ke hilir, begitu pun sebaliknya. Di Desa Brubus,
Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur
telah ditemukan tujuh buah tiang batu yang mana pada ketujuhnya dipahatkan
prasasti dalam aksara Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Ketujuhnya menjadi
catatan penting tonggak awal zaman aksara di Indonesia.
Ketujuh prasasti pada tiang batu inilah yang dikenal dengan
sebutan “Yupa”. Disebut demikian sesuai dengan penyebutan yang tercantum dalam
beberapa isi prasasti. Penamaan Prasasti Muara Kaman didasarkan pada tempat
ditemukannya ketujuh tiang batu tersebut, yaitu di daerah Muara Kaman. Disebut
pula dengan Prasasti Mulawarkan disebabkan karena prasasti ini dikeluarkan di
masa pemerintahan Raja Mulawarman. Ketujuh Yupa tersebut tidak ditemukan secara bersamaan.
Berawal dari empat Yupa yang ditemukan, kemudian oleh Asisten Residen Kutei
penemuan itu dilaporkan kepada pimpinan Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenchappen tanggal 9 September 1879. Setahun
kemudian keempat Yupa tersebut dibawa ke Batavia dan disimpan dalam koleksi
Arkeologi di Museum BGKW yang nantinya menjadi Museum Nasional, dengan nomor
inventaris D2 a-d. Pada akhir tahun 1940, di daerah yang sama ditemukan kembali
tiga Yupa. Seperti keempat Yupa sebelumnya, semua dibawa ke Batavia dan diberi
nomor inventaris D175-D176.
Tidak semua Yupa yang telah ditemukan dalam kondisi baik.
Yupa dengan nomor inventaris D2 d aksaranya sudah terhapus dan tidak diketahui
isinya. Pahatan yang masih terlihat jelas hanya bentuk segi empat kecil bekas
kepala aksara yang disebut box-heads oleh JG. de Casparis. Dengan ditemukannya ketujuh Yupa maka dapat memberikan
informasi yang sangat penting bagi penyusunan sejarah Indonesia kuna. Aksara
Pallawa dan bahasa Sansekerta yang dikenalkan bangsa Indonesia membawa
Indonesia memasuki masa sejarahnya. Sampai saat ini, aksara Pallawa yang
berasal dari India Selatan pada prasasti Yupa merupakan aksara tertua di
Indonesia. Melihat dari ciri-ciri gaya penulisannya, de Casparis menamakan
aksara Kutai ini sebaga Early Pallawa atau Pallawa Tua yang diperkirakan
berasal dari sekitar tahun 400 Masehi atau kira-kira setengah abad sebelumnya.
Dari penemuan prasati Yupa ini dapat dibayangkan bahwa
masyarakat Kutai kuna pada awalnya hidup dalam kesukuan. Kundungga, kakek Raja
Mulawarman diduga merupakan seorang pemimpin suku di wilayahnya. Seiring dengan
masuknya pengaruh budaya Indonesia pada abad ke-4 Masehi, kehidupan kesukuan
berganti menuju sistem kerajaan. Kundungga sendiri masih tetap mempertahankan
ciri-ciri ke-Indonesiaannya. Putranya yaitu Aswawarman dianggap sebagai pendiri
keluarga kerajaan (vansakartta/wangsakarta). Di masa Aswawarman pula budaya
India mulai terlihat ditandai dengan mulai digunakannya nama yang berbau India,
berbeda dengan masa Kundungga yang masih menggunakan nama Indonesia asli.
Aswawarman memiliki tiga orang putra, salah seorang dari
mereka yang terkemuka adalah Mulawarman. Di masa kekuasaan Mulawarman inilah,
Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Seluruh prasasti Yupa memberitakan
betapa dermawannya Mulawarman yang seringkali mengadakan selamatan (kenduri)
dengan sedekah emas yang sangat banyak, segunung minyak kental, dan 20.000 ekor
sapi. Untuk peringatan selamatan tersebut maka dibuatlah Yupa oleh para
brahmana.
Aswawarman dan Mulawarman menganut agama Hindu. Disebutkan
pula dalam Yupa bahwa Aswawarman diibaratkan seperti Angsuman, yaitu sebutan dewa matahari dalam agama Hindu. Seperti
halnya Raja Yudhistira, Mulawarman sendiri disebutkan telah mengalahkan
raja-raja di medan perang dan menjadikan mereka para bawahannya. Dua dari
prasasti Yupa menyebutkan upacara selamatan atas sedekah raja dilaksanakan di vaprakesvara, tanah lapang yang dianggap
suci untuk mengadakan perjanjian sesuai dengan aturan kitab Weda dan Brahmana.
Dari tempat penemuan prasasti Yupa diketahui bahwa kerajaan
Hindu tertua di Indonesia berada di daerah Muara Kaman, Kutai, Kalimantan
Timur. Nama Kutai Hindu atau Kutai Kuna digunakan oleh para peneliti untuk
menamakan kerajaan Mulawarman karena tidak adanya nama yang dianggap resmi
digunakan pada masanya pada prasasti-prasasti yang ditemukan. Selain itu nama
tersebut digunakan pula untuk membedakannya dengan kerajaan Kutai masa Islam.
Desa Brubus sendiri masih menyisakan sebuah artefak yang oleh
penduduk setempat dinamakan Lesong Batu. Artefak ini berbentuk balok batu, yang
salah satu sisinya telah diupam halus. Bentuknya seperti Yupa namun tanpa
tulisan. Kemungkinan Lesong Batu ini merupakan sebuah tiang batu yang akan
dijadikan bahan untuk membuat prasasti Yupa. Lesong Batu saat ini berada di
dalam sebuah cungkup di Museum Situs Kerajaan Mulawarman Kutai ing Martadipura
di Desa Muara Kaman, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Di bawah ini adalah alih aksara Prasasti Mulawarman I ( D2
a):
srimatah srinarendrasya
Sang Maharaja Kundungga
kundungga mahatmanah
yang amat mulia
putro ‘svavarmmo
vikhyatah
mempunyai putra yang mashur
vansakartta
yathangsuman
Sang Aswawarman namanya
tasya putra mahatmanah
yang seperti Sang Angsuman (dewa Matahari) menumbuhkan
keluarga yang sangat mulia
trayas traya ivagnayah
Sang Aswawarman mempunyai tiga putra
tesan trayanam pravarah
seperti api (yang suci) tiga
tapo bala damanvitah
Yang terkemuka dari ketiga putra itu Sang Mulawarman
sri mulavarmma rajendro
raja yang berperadaban baik
yastva bahusuvarnnakam
kuat, dan kuasa
tasya yajnasa yupo ‘yam
Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang
dinamakan) emas amat banyak
dvijendrais
samprakalpitah
untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini
didirikan oleh para brahmana.
Disalin dengan perubahan seperlunya dari:
Artikel Fifia Wardhani dengan judul yang sama, Warta Museum, Tahun
XIII, No. 13 Tahun 2017. Diterbitkan oleh Museum Nasional Indonesia.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus