Blusukan & Diskusi Mausoleum O.G. Khouw di TPU Petamburan

Para peserta Blusukan & Diskusi Mausoleum O.G. Khouw, TPU Petamburan
yang dilaksanakan pada hari Minggu, 01/07/2018


Pada tanggal 1 Juli 2018 kemarin, KPBMI (Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia) bersama LOH (Love Our Heritage) telah melaksanakan kegiatan Blusukan & Diskusi Mausoleum O.G. Khouw di TPU Petamburan, Jakarta Pusat. Sosok O.G. Khouw (1874-1927) yang wafat di Ragaz, Swiss dikenal sebagai seorang filoantropis terkemuka dan keturunan Khouw van Tamboen. Khouw van Tamboen sendiri dikenal sebagai keluarga yang paling berpengaruh di Hindia Belanda yang juga dikenal melalui Khouw Tjeng Kie yang membangun Landhuis Tambun dan Stasiun Tambun. Mausoleum tersebut dibangun sebagai tanda cinta kasih dari istri beliau, Lim Sha Nio (1897-1957). Abu jenazah dari O.G. Khouw kemudian dibawa pulang ke Hindia Belanda. Bertahun-tahun kemudian, Nyonya Nio turut dikebumikan di sana.


Mausoleum O.G Khouw dilihat dari kejauhan

 Nisan dari O.G. Khow dan istrinya, Lim Sha Nio

Bagian depan dari ruang penyimpanan abu jenazah dan benda peninggalan
yang ada di bagian bawah belakang mausoleum


Kegiatan diawali dengan diskusi tentang riwayat O.G. Khouw dan istrinya beserta berdirinya mausoleum yang menjadi lokasi berkumpul para peserta. Setelah diskusi selesai para peserta dan panitia berfoto bersama sebelum beristirahat dan melakukan kegiatan konservasi dengan membersihkan keempat patung di area mausoleum, bagian atas dan ruang penyimpanan abu jenazah di bawah mausoleum. Setelah itu dilanjutkan dengan blusukan untuk melihat beberapa makam orang besar yang ada di TPU Petamburan. Menariknya, ada beberapa makam Yahudi yang masih bisa dilihat dan menurut informasi sebenarnya ada lebih banyak lagi namun sudah tidak lagi terlihat seiring dengan perkembangan waktu.

Di bawah berikut adalah beberapa foto dari kegiatan:

1. Kegiatan diskusi di Mausoleum O.G. Khouw dengan Pak Adji dari LOH sebagai narasumber



2. Kegiatan konservasi setelah diskusi (dalam kesempatan ini saya menjadi fasilitator-pengawas untuk kelompok enam)









3. Sebagian punggawa dan anggota KPBMI dalam kegiatan







4. Di tengah blusukan, menemukan makam Yahudi yang masih ada




5. Ada banyak nisan bertuliskan ejaan lama seperti contoh yang satu ini dan masih dari marga Khouw


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Insan Permuseuman Ingin "Mengeluh" Tentang Program MBG (Makan Bergizi Gratis)

Tonggak Sejarah Nusantara dari Pedalaman Mahakam

Tentang Fajar