Kawa Daun Alias Teh Daun Kopi yang Menyehatkan
Penyajian Kawa Daun dengan cara tradisional yang masih dipertahankan di Sumatera Barat
hingga hari ini (gambar dari voxpop.id).
Tanaman kopi (gambar dari warstek.com).
Manusia sudah mengenal kopi sudah
sejak sangat lama. Komoditas ini menyebar ke seluruh dunia melalui jalur
perdagangan, terlebih di masa penjelajahan orang Eropa. Di Indonesia sendiri
sejak perdagangan VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie) mendominasi kemudian pemerintahan kolonial Belanda
mengambil alih aset-asetnya, biji kopi semakin banyak ditanam dan dinikmati
orang. Kita mengenal berbagai jenis kopi mulai dari kopi Gayo, Toraja,
Sidikalang, hingga Kerinci. Beberapa masa kemudian, kita bisa dengan mudah
menemukan warung kopi atau coffee shop
di mana saja kita berada. Setiap berkumpul dengan teman pun rasanya tidak
lengkap tanpa kehadiran pacar dan kopi.
Mungkin memang banyak yang belum
tahu kalau bagian lainnya bisa dijadikan minuman. Bahkan saya sendiri sampai
sekarang belum pernah mencicipinya. Orang menyebutnya Kawa Daun, terkadang saya
juga mendengar ada yang menyebutnya Teh Kawa Daun. Keberadaan minuman ini sudah
ada sejak masa pemerintahan kolonial Belanda berdiri di Hindia Belanda. Bagi
para wisatawan yang datang ke sana tentunya tidak mau melewatkan untuk
mencicipi minuman ini begitu mendengar eksistensinya.
Menurut cerita turun-temurun
masyarakat. teh daun kopi berawal dari saat di mana masyarakat tidak
mendapatkan kesempatan mencicipi nikmatnya biji kopi yang diolah menjadi
minuman. Biji kopi yang dipanen semuanya diekspor oleh pemerintah Hindia
Belanda. Rakyat hanya bisa menanam tanpa bisa merasakan kenikmatan minuman yang
telah lama dinikmati orang tersebut. Harga biji kopi yang menggiurkan membuat
satu biji kopi pun tidak boleh tertinggal di gudang (koffiepakhuis). Sedemikian
besar rasa penasaran sampai-sampai rakyat mengolah daun kopi yang mereka
percaya memiliki kenikmatan.
Menikmati Kawa Daun bisa dengan penganan kecil seperti gorengan
(gambar dari gubuakkopi.wordpress.com).
Kawa Daun ini memang terdiri dari
daun kopi saja. Biasanya daun kopi yang sudah diasapi atau dikeringkan
sebelumnya, direbus dalam kuali yang terbuat dari tanah liat. Untuk pemanasan
rebusannya tetap menggunakan cara tradisional yakni dengan tungku dan kayu.
Setelah tehnya matang, kemudian dituangkan dalam gelas yang terbuat dari kayu.
Rasa aslinya memang pahit, namun jika ingin sedikit manis bisa juga ditambahkan
dengan krimer kental manis. Di daerah Payakumbuh, Kawa Daun biasa ditemani
dengan gorengan. Sementara di Padang Panjang, lemang menjadi penganan yang
biasa menemani minuman ini.
Penelitian di Inggris menemukan
bahwa teh ini lebih sehat dari minuman teh biasa dan kopi itu sendiri. Para
ilmuwan dari Royal Botanic Gardens di Kew, London, dan Joint Research Unit for
Crop Diversity, Adaptation and Development di Montpellier, Prancis, menyebutkan
bahwa teh daun kopi mengandung senyawa yang bermanfaat mengurangi penyakit
jantug dan diabetes.
Di bawah ini adalah beberapa
manfaat teh daun kopi:
- Menghancurkan radikal bebas. Kadar
daun kopi 17% lebih banyak dari teh hijau.
- Anti Inflamasi. Kandungan
Mangiferin dalam teh daun kopi sangat tinggi sehingga memiliki sifat
antiinflamasi dan dapat membantu meringankan rasa sakit. Juga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Menurunkan risiko penyakit
jantung. Tingkat mangiferin yang tinggi inilah yang juga mampu menurunkan
tekanan darah.
-
Memiliki Neuroprotective. Kandungan mangiferin di dalam teh daun kopi dapat
melindungi pikiran.
Sumber:
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus