Gotrasawala Pasca KKI 2018: Nasib Cagar Budaya di Kota Bogor



Meski diguyur hujan sejak pagi hari di tanggal 26 Desember 2018, beberapa orang dari berbagai kalangan seperti guru, seniman, budayawan, penggiat sejarah, dan partisipan Konsil Kota Pusaka berkumpul di Gedung Kemuning Gading, Bogor, Jawa Barat. Mereka hadir dan berkumpul untuk mengikuti Gotrasawala Pasca Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, dalam rangka memperkuat fondasi pelaksanaan pelestarian cagar budaya dan Konsil Kota Pusaka yang digagas beberapa waktu sebelumnya.

Isu-isu seperti darurat cagar budaya, masalah pendidikan, juga kebudayaan dibahas di sana. Terutama sekali mengenai darurat cagar budaya di Kota Bogor yang muncul sejak tahun 2014. Perhatian terhadap adanya bukti sejarah dan peradaban masa lampau di sana terkesan setengah hati, selain oleh mereka yang benar-benar peduli dan tidak jarang harus merogoh kocek sendiri. Salah satu kasus terbaru yang terjadi pada Situs Sumur Tujuh di kawasan Batu Tulis menandakan adanya kesan ketidakseriusan dalam menjaga dan melstarikan cagar budaya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ke depannya kegiatan seperti Gotrasawala ini akan terus dilanjutkan sebagai langkah konkret para penggiat dan pemerhati sejarah dan kebudayaan di Kota Bogor. Dengan demikian berbagai ide dan gagasan dari para peserta dapat ditampung kemudian direalisasikan di lapangan.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Insan Permuseuman Ingin "Mengeluh" Tentang Program MBG (Makan Bergizi Gratis)

Tonggak Sejarah Nusantara dari Pedalaman Mahakam

Tentang Fajar