Ayo, Kita Kunjungi MUNASAIN Kota Bogor!



Kali ini masih tentang museum. Sebagai penjelajah antarkota (meski jarang pergi ke kota lain yang jaraknya lebih jauh) rasanya seperti ada yang kurang kalau belum datang ke museum. Di Jakarta pun waktu saya lebih banyak untuk ke sana sekadar melihat dan mempelajari setiap koleksi atau undangan kegiatan yang diadakan dari Kemdikbud dan lainnya. Bagi saya adalah kesempatan berharga bisa mengunjungi museum maupun situs cagar budaya setempat yang ada. Kebiasaan ini terbawa ketika saya datang ke kota lain. Termasuk di antaranya Bogor.

Bogor, atau yang dahulu bernama Pakuan dan oleh Belanda ‘dibangun kembali’ menjadi Buitenzorg adalah salah satu kota di selatan Jakarta yang usianya sendiri lebih tua. Ya, tepatnya sudah menginjak angka yang ke-543 tahun. Kota yang juga dikenal sebagai Kota Hujan ini punya banyak destinasi wisata sejarah dan kuliner. Selain Kebun Raya Bogor, kota ini memiliki beberapa museum seperti Museum Perjuangan Bogor, Museum PETA, Museum Tanah dan Pertanian hingga Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia.

Di museum yang terakhir saya sebutkan, pada hari Jumat malam lalu (15/11/2019) saya mengikuti kegiatan Night At The Museum: Back To Nature. Tentang kegiatan ini bisa dibaca di entri sebelumnya. Sebenarnya itu bukan kedatangan saya yang pertama kali. Pada pertengahan Juni 2018 lalu saya menyempatkan diri datang bersama salah seorang rekan, dan pintu masuknya masih berada di bagian kiri gedung. Sekadar pemberitahuan, di lantai dua MUNASAIN tampaknya sedang mempersiapkan ruang pamer baru bertema Ekosistem Indonesia. Tidak lupa saya mengambil foto bagian ruangan tersebut yang nantinya bisa dilihat di bawah.


Kini setahun berlalu sejak kunjungan tersebut, MUNASAIN tampak lebih keren dan begitu informatif. Sekadar informasi pengingat, gedung museum ini lebih dikenal dengan nama Herbarium Bogoriense. Perancangnya adalah arsitek terkenal yang dekat dengan Bung Karno (Presiden Pertama Republik Indonesia) yang juga merancang Masjid Istiqlal dan Gedung Kemuning Gading di area eks. DPRD Kota Bogor, yakni Ir. Silaban. Adapun statusnya adalah di bawah pengelolaan dan dimiliki oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

MUNASAIN Kota Bogor menggambarkan keanekaragaman hayati Indonesia, sejarah alam Indonesia, tipe ekosistem di Indonesia, serta bentuk pemanfaatannya. Kehadiran museum ini memberikan manfaat besar sebagai media informasi tentang alam Indonesia. Begitu memasuki pintu masuk utama, kita akan disambut dengan alur cerita yang dibagi menjadi empat bagian. Pada bagian pertama kita akan diperkenalkan dengan pengantar sejarah alam Indonesia. Berlanjut ke bagian kedua berisi tentang sejarah ekologi di Indonesia, ketiga tentang pengetahuan dan kearifan masyarakat Indonesia dan terakhir di bagian keempat kita akan melihat beragam bentuk bioteknologi dan biomaterial.



Perencanaan ruang pameran baru di lantai dua MUNASAIN

Informasi MUNASAIN Kota Bogor
Alamat: Jl. Ir. H. Juanda 22-24, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat
Jarak tempuh ke museum: Dari Stasiun Bogor sejauh 2,7 km (bisa berjalan kaki, atau jika mengendarai kendaraan pribadi agar tidak mengitari jalan raya Kebun Raya Bogor yang sudah satu arah agar melewati Jalan Paledang lalu berbelok ke kiri setelah bertemu pertigaan jalan raya tersebut), dari Terminal Baranangsiang sejauh 1,9 km, dari Alun-Alun Empang Bogor sejauh 1,1 km.
Telepon: (021) 8387703
Email: munasain@mail.lipi.go.id
Instagram: munasain
Facebook: Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia
Waktu kunjungan: Senin-Jumat buka 08.00 s/d 16.00 WIB, Sabtu-Minggu 09.00-14.00 WIB, tutup pada waktu hari libur nasional
Harga tiket masuk: Rp.5000,00 (Lima Ribu Rupiah)


























































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Insan Permuseuman Ingin "Mengeluh" Tentang Program MBG (Makan Bergizi Gratis)

Tonggak Sejarah Nusantara dari Pedalaman Mahakam

Tentang Fajar