Kenalkan, Ini Bang Rudiyant....

 Saya bersama Bang Rudiyant di Museum Sejarah Jakarta, 2019


Setiap orang punya sosok inspirasi yang membuatnya maju dan bersemangat. Itu juga yang saya rasakan. Ada banyak orang yang menjadi inspirasi dan mereka sudah memulai kesuksesan dalam bidang masing-masing sebelum saya merintisnya di masa sekarang. Entah itu mereka sebagai guru, dosen dan lain sebagainya. Saya mendapatkan banyak pelajaran melalui peran langsung dan tidak langsung yang mereka lakukan. Salah satunya adalah sosok yang saya ceritakan ini. Saya dan rekan-rekan memanggil beliau dengan sapaan khas, ‘Bang Rudiyant’. Beliau adalah seorang novelis, wirausaha dan petualang yang hebat di mata saya. Bang Rudiyant juga pernah bermain dalam beberapa film di antaranya “Air Terjun Bukit Perawan” yang mana film tersebut diangkat dari salah satu novel karya beliau sendiri.


Pertemuan saya dengan Bang Rudiyant diawali ketika saya berjalan-jalan di Blok M Square, Jakarta Selatan. Ini adalah tempat favorit saya mencari buku-buku di bursa buku di lantai UG. Di salah satu lapak penjual saya menemukan sebuah novel thriller-horror berjudul ‘Blitz’ dengan nama penulisnya Rudiyant. Karena saya penasaran, saya membelinya. Novel ini ternyata sangat bagus. Di lain hari saya kembali ke lapak yang sama di mana saya juga menemukan karya Bang Rudiyant yang lain, yaitu serial-serial Detektif Konyol.

Dibandingkan dengan Blitz yang menawarkan nuansa horor yang menegangkan, serial Detektif Konyol justru sangat lucu dan menghibur pembacanya. Gaya konyol dan detektif ala karakter Abdul Kosim dan Kipoy Keplek yang menjadi dua protagonis utama benar-benar sangat alami dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia.



 Kebersamaan di Markas Lele Kembangan, Jakarta Barat


Tertarik dengan sosok Bang Rudiyant, melalui berbagai cara saya akhirnya menemukan kontak beliau di media sosial. Ternyata beliau tidak hanya ramah di media sosial namun juga di real life. Kesan pertama yang saya tangkap adalah beliau sosok yang bersahaja dan senang bergaul dengan semua kalangan. Dan ternyata ini memang gaya kehidupan beliau meski sudah memiliki nama besar dalam dunia kepenulisan.

Setelah bergabung dengan grup Facebook dan memberikan nomor WhatsApp, saya pun ditambahkan ke dalam grup yang berisi para penggemar karya-karya Bang Rudiyant. Ternyata semua memiliki gaya khas masing-masing yang mengesankan. Bahkan saya akrab dengan salah satu anggota, sebut saja Mr. F. Dengan gaya bercandanya yang konyol namun menggelikan justru saya sangat menyukainya. Di beberapa kesempatan terkadang saya dan si F ini datang ke tempat di mana Bang Rudiyant mengelola usaha bersama kolam lele di dekat SMP Negeri 105 Kembangan, Jakarta Barat. Ada juga Kang Jalal yang ternyata tidak lain adalah keponakan dari guru saya di SMA Islam Al-Mukhlishin, yakni Bapak Muhammad Yusup. Dan berbagai sosok mengesankan lain yang tidak bisa saya sebutkan semuanya.

 Sebagian kecil dari sekian banyak karya Bang Rudiyant


Dari perkenalan dengan Bang Rudiyant juga, terutama dari novel Blitz itulah hasrat saya untuk kembali bangkit untuk menulis cerita fiksi horor menguat. Harus saya akui dengan jujur, kemunculan cerita fiksi “Petaka Biohazard: Bunga Mawar Misterius” ini adalah salah satu hasil nyata bagaimana saya bisa mendalami cerita yang ada di dalam Blitz. Ditambah dengan kegemaran saya dengan game horor seperti Resident Evil, Outlast dan The Evil Within maka cerita fiksi tersebut lahir.

Di lain kesempatan, Bang Rudiyant berbagi cerita pengalaman hidupnya kepada saya. Meski saya tidak akan menceritakannya secara gamblang namun saya ingin menekankan, bahwa untuk menjadi orang sukses dalam bidangnya bukanlah hal yang mudah. Mulai dari masa kecil beliau hingga seperti sekarang ini ada banyak hambatan dan tantangan yang luar biasa berat. Namun semua dilaluinya dengan sabar dan tekun. Berbagai profesi sudah Bang Rudiyant geluti salah satunya sebagai koki di sebuah restoran di Plaza Senayan, DKI Jakarta. Bahkan dengan keberhasilan yang sekarang pun beragam tantangan masih datang, dan saya termasuk salah satu orang yang menyaksikan secara langsung.

Namun Bang Rudiyant bukan sosok yang mudah menyerah apalagi marah dengan pihak-pihak yang iri dan menyerang pribadinya. Satu demi satu beliau hadapi dengan begitu tenang dan terkesan ‘main-main’. Singkatnya, saya melihat karakter Abdul Kosim dan Kipoy Keplek dalam serial Detektif Konyol benar-benar terwujud dalam diri beliau.

Hingga ketika tulisan ini dibuat, saya belum memiliki waktu luang untuk berkumpul kembali bersama beliau seperti yang biasa saya lakukan. Sebagai gantinya, tulisan sederhana ini mewakili isi hati dan pikiran saya setelah mengenal beliau dan yang lainnya. Bagi kalian yang ingin berinteraksi dengan beliau bisa temukan di Instagram @bangrudiyant.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Insan Permuseuman Ingin "Mengeluh" Tentang Program MBG (Makan Bergizi Gratis)

Tonggak Sejarah Nusantara dari Pedalaman Mahakam

Tentang Fajar