Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Ayo, Kunjungi Museum Maritim Indonesia!

Gambar
Gedung Museum Maritim Indonesia di Tanjung Priok Sekilas Tentang Museum Maritim Indonesia Banyak orang yang belum tahu kalau Indonesia punya museum tentang kemaritiman. Yang dimaksud adalah Museum Maritim Indonesia (selanjutnya dapat disingkat menjadi MMI). Hal itu dimaklumi karena beberapa waktu lalu baru dilakukan soft launching dengan mengundang beberapa perwakilan dari komunitas pengggiat sejarah dan budaya serta instansi terkait saja. Museum ini berdiri di Tanjung Priok dengan memanfaatkan bangunan bersejarah di wilayah PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), tepatnya di Jl. Pasoso No 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tidak sulit untuk bisa mencapai lokasi, selain karena lokasinya strategis tentunya sudah ada di Google Maps. Dengan mengetik keyword ‘Museum Maritim Indonesia’, kita akan diarahkan ke lokasi yang tadi disebutkan.

Gotrasawala Pasca KKI 2018: Nasib Cagar Budaya di Kota Bogor

Gambar
Meski diguyur hujan sejak pagi hari di tanggal 26 Desember 2018, beberapa orang dari berbagai kalangan seperti guru, seniman, budayawan, penggiat sejarah, dan partisipan Konsil Kota Pusaka berkumpul di Gedung Kemuning Gading, Bogor, Jawa Barat. Mereka hadir dan berkumpul untuk mengikuti Gotrasawala Pasca Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, dalam rangka memperkuat fondasi pelaksanaan pelestarian cagar budaya dan Konsil Kota Pusaka yang digagas beberapa waktu sebelumnya.

Kue Cubit, Si Mungil Dengan Manis Memikat

Gambar
Kue cubit yang dapat ditemukan di pedagang keliling (dokumentasi pribadi) Di Indonesia, dan di semua negara pada umumnya, kue adalah kuliner sangat digemari. Selain menjadi camilan, makanan kecil ini menjadi teman obrolan dan minum teh atau kopi. Dalam tradisi seperti Hari Raya Idul Fitri di Indonesia, rasanya kurang pas jika tidak ada kehadiran kue kering atau tradisional di atas meja untuk disuguhkan kepada sanak saudara dan tamu yang berkunjung. Bahkan menyantap kue tidak mengenal hari dan waktu khusus. Setiap daerah pun memiliki jenis kue yang berbeda satu sama lain beserta cerita di baliknya.

Menapak Tilas Sejarah Perjalanan PETA di Hari Pahlawan

Gambar
Tanggal 10 November selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan sekaligus terjadinya Pertempuran Surabaya antara pasukan dan laskar Republik Indonesia yang masih belia menghadapi serangan tentara Sekutu. Spirit mereka tetap hidup dan menjadi benih penyemangat generasi muda dalam berkarya. Berkarya, maksudnya melakukan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah didapat. Hal itu juga dilakukan oleh kami yang berada di KPBMI (Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia). Untuk mengisi Hari Pahlawan di tanggal 10 November 2018 ini dengan hal yang bermanfaat, bersama komunitas lainnya, kami melakukan perjalanan “Tapak Tilas: Sejarah Perjalanan Tentara Pembela Tanah Air (PETA)” yang dimulai dari Munasprok (Museum Perumusan Naskah Proklamasi) menuju Monumen dan Museum Pembela Tanah Air di mana kegiatan berlangsung.

Pembukaan Pameran Wastra Nirbatik Nirtenun di Museum Tekstil Jakarta

Gambar
Kemarin, saya menghadiri pembukaan "Pameran Wastra Nirbatik Nirtenun: Membuat dan Menghias Wastra Tanpa  Alat Tenun" yang diadakan di Museum Tekstil, Jakarta Barat. Pameran yang digelar selama 8 - 18 November 2018 ini ditujukan kepada khalayak umum untuk mengenal lebih dalam berbagai hasil pembuatan kain non batik dan tanpa menggunakan alat tenun yang ada di Indonesia.

Kawa Daun Alias Teh Daun Kopi yang Menyehatkan

Gambar
Penyajian Kawa Daun dengan cara tradisional yang masih dipertahankan di Sumatera Barat hingga hari ini (gambar dari voxpop.id ). Tanaman kopi (gambar dari warstek.com ). Manusia sudah mengenal kopi sudah sejak sangat lama. Komoditas ini menyebar ke seluruh dunia melalui jalur perdagangan, terlebih di masa penjelajahan orang Eropa. Di Indonesia sendiri sejak perdagangan VOC ( Vereenigde Oostindische Compagnie ) mendominasi kemudian pemerintahan kolonial Belanda mengambil alih aset-asetnya, biji kopi semakin banyak ditanam dan dinikmati orang. Kita mengenal berbagai jenis kopi mulai dari kopi Gayo, Toraja, Sidikalang, hingga Kerinci. Beberapa masa kemudian, kita bisa dengan mudah menemukan warung kopi atau coffee shop di mana saja kita berada. Setiap berkumpul dengan teman pun rasanya tidak lengkap tanpa kehadiran pacar dan kopi.

KNIL; Perang Kolonial di Nusantara Dalam Catatan Prancis

Gambar
Cover depan buku "KNIL; Perang Kolonial di Nusantara Dalam Catatan Prancis" dalam koleksi pribadi saya Sebagai bekas wilayah jajahan Hindia Belanda, sesungguhnya Indonesia disatukan oleh ekspansi dan operasi militer kolonial Belanda. Sejak awal, kekuatan militer yang menjadi tulang punggung penaklukan dan penyatuan wilayah Hindia Belanda, yang kini menjadi Indonesia, adalah tentara Eropa dari berbagai kebangsaan. Tetapi, jangan dilupakan, meski menjadi kawula jajahan, para prajurit Nusantaralah yang kemudian menjadi kekuatan pemersatu.

Rijsttafel, Kuliner Nusantara Kesukaan Orang Belanda

Gambar
Sajian Rijsttafel sekitar tahun 1880-an dalam sebuah keluarga Belanda. Jika berbicara mengenai kuliner pada masa Hindia Belanda rasanya kurang lengkap tanpa membicarakan sebuah penyajian makanan yang satu ini. Dapat dikatakan penyajian makanan ini adalah sesuatu yang tidak biasa namun menarik pada masa itu. Bagaimana tidak, makanan yang disajikan adalah makanan Indonesia tetapi yang menyantapnya adalah orang-orang Belanda. Penyajian kuliner Indonesia sebagai santapan orang Belanda ini dinamakan dinamakan Rijsttafel. Di Indonesia, kini Rijsttafel sulit untuk dijumpai. Justru di Belanda, Rijsttafel sering ditemukan di berbagai rumah makan. Rijsttafel merupakan istilah dari bahasa Belanda yang artinya "meja nasi". Rijsttafel adalah cara penyajian makanan secara berurutan dengan berbagai pilihan kuliner khas Nusantara. Cara penyajian semacam ini berkembang pada masa Hindia Belanda dengan cara memadukan tata perjamuan resmi ala Eropa dengan kebiasaan makanan penduduk lo...

Mengenal Kuliner Nusantara Melalui Jajan Squad

Gambar
Tampilan depan Jajan Squad di Line Webtoon Indonesia memiliki banyak sekali kuliner yang berbeda dengan cita rasa yang menarik. Hampir di setiap daerah kita akan bisa dengan mudah menemukannya. Mulai dari yang rumit hingga sangat sederhana, dari yang lezat hingga yang sangat lezat dengan rasa yang sulit dijelaskan, berbahan dasar satu jenis saja maupun berbeda jenis lainnya. Di setiap perbedaan rasa itu tidak jarang tersimpan cerita tentang sejarahnya yang unik. Itulah yang ditampilkan sebuah komik di Line Webtoon berjudul Jajan Squad. Jujur saja, saat pertama kali saya membaca judulnya malah membuat saya berpikir kalau ini adalah komik action meski letaknya berada di genre Slice of Life. Jajan Squad mengisahkan tentang tiga orang sekawan yakni Jeno, Panca, dan Vidya yang memiliki kesamaan hobi pada kuliner. Mereka pun melakukan kegiatan vlog ( video blogger ) untuk meliput kuliner apa saja yang sudah mereka nikmati. Saya sendiri sempat tercengang karena ada beberapa macam...

Blusukan & Diskusi Mausoleum O.G. Khouw di TPU Petamburan

Gambar
Para peserta Blusukan & Diskusi Mausoleum O.G. Khouw, TPU Petamburan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 01/07/2018 Pada tanggal 1 Juli 2018 kemarin, KPBMI (Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia) bersama LOH (Love Our Heritage) telah melaksanakan kegiatan Blusukan & Diskusi Mausoleum O.G. Khouw di TPU Petamburan, Jakarta Pusat. Sosok O.G. Khouw (1874-1927) yang wafat di Ragaz, Swiss dikenal sebagai seorang filoantropis terkemuka dan keturunan Khouw van Tamboen. Khouw van Tamboen sendiri dikenal sebagai keluarga yang paling berpengaruh di Hindia Belanda yang juga dikenal melalui Khouw Tjeng Kie yang membangun Landhuis Tambun dan Stasiun Tambun. Mausoleum tersebut dibangun sebagai tanda cinta kasih dari istri beliau, Lim Sha Nio (1897-1957). Abu jenazah dari O.G. Khouw kemudian dibawa pulang ke Hindia Belanda. Bertahun-tahun kemudian, Nyonya Nio turut dikebumikan di sana.

Dokumentasi Cagar Budaya (Drs. Marsis Sutopo, M.Si)

Gambar
Koleksi Film Selluloid BKB Keberadaan dokumen yang terkait dengan perjalanan hidup bangsa, seperti dokumentasi sejarah, terutama sejarah yang tertuang dalam bentuk tulisan mempunyai arti yang sangat penting. Untuk perbaikan di masa depan dibutuhkan rekonstruksi sejarah berdasarkan dokumen-dokumen dari masa lalu itu. Dokumen yang terkait sejarah suatu bangsa sangat penting dan strategis untuk menangani masa depan bangsa bersangkutan. Paling tidak, hal itu bisa digunakan sebagai referensi dalam pembuatan perencanaan dan pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dokumen berfungsi pula untuk memperpanjang ingatan bangsa, baik menyangkut pelaksanaan kegiatan, peraturan, atau pelaku sejarah. Jika tak punya pembanding, kita akan selalu bergerak dari awal lagi dan terbuka kemungkinan melakukan kesalahan serupa terus-menerus. Bukannya terus maju ke depan. Dokumen bersejarah penting pula untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Buku "The Nightmare on Nightmare Side"; Seram dan Seru

Gambar
Sampul depan buku The Nightmare on Nightmare Side. Sebagai penyuka cerita horor dalam bentuk cerpen atau novel, bagi saya adalah keharusan untuk membelinya. Apalagi kalau cerita horor itu berpadu dengan genre action seperti jalan cerita dalam  game Resident Evil dan The Evil Within (meski kenyataannya, porsi horor di sana lebih dominan). Saya sendiri lupa sejak kapan mulai suka dengan cerita horor, tapi yang jelas sesuai dengan karakter saya yang terkadang ‘sembrono’ datang ke beberapa situs sejarah yang saya pahami memiliki sisi mistis. Karena itu juga, saya jadi termotivasi untuk membuat cerita fiksi bergenre horor karya saya sendiri (Petaka Biohazard: Bunga Mawar Misterius, yang bisa dibaca di blog ini). Bagi kalian warga kota Bandung atau pendengar setia Ardan Radio 105.9 FM Bandung, tentu sudah tidak asing dengan Nightmare Side. Acara horor setiap malam Jumat yang dimulai setiap pukul 22:00 WIB ini sudah ada di stasiun radio tersebut sejak beberapa tahun sebelum...

Pesona Bogor Memikat Seorang Willem Baron van Imhoff

Gambar
Gustaaf Willem Baron van Imhoff (8 Agustus 1705 - 1 November 1750). Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1743 - 1750. Kota Bogor menjadi salah satu kota populer di Jawa Barat. Selain karena suasananya, kota yang berlokasi di selatan Jakarta ini menjadi tujuan wisata bagi mereka yang ingin melepas penat di akhir pekan. Saya sendiri sangat suka pergi ke Bogor, dan setidaknya dalam satu bulan saya bisa satu-dua kali datang ke sana hanya untuk berjalan-jalan sendiri atau bersama teman-teman ke beberapa tempat yang saya ketahui. Kota ini menawarkan banyak hal yang saya anggap menarik mulai dari budaya, kuliner hingga peninggalan sejarah di dalamnya. Entah pesona tak kasat mata seperti apa yang memikat banyak orang untuk datang dan berwisata di Kota Seribu Hujan tersebut. Bagi saya pribadi, daya tarik kota ini adalah banyaknya cagar budaya dengan nilai historis yang luar biasa dan tentunya kuliner khas yang bisa saya temukan. Ratusan tahun yang lalu, wilayah yang kita sebut seba...

Tiga Nama Besar di Jakarta; Blusukan Heritage Traveller

Gambar
Saya dan rekan Heritage Traveller saya, Rex El Kusuma, mengunjungi area Museum Bahari dan Menara Syahbandar yang berada di Jakarta Utara. Bagi saya pribadi ini bukan kedatangan yang pertama kali ke tempat yang berada tidak jauh dari area utama Wisata Kota Tua Jakarta yang berada di sebelah selatan. Datang ke Museum Bahari Hari Sabtu, 21 April 2018 yang lalu, saya tiba seorang diri di area Museum Bahari dan Menara Syahbandar, Jakarta Utara. Dari Pamulang (Tangerang Selatan) menuju ke lokasi saya menggunakan sepeda motor. Sebenarnya bukan pertama kali saya datang ke sana. Pertama kali saya datang di bulan Mei 2017 lalu dan kemudian sesekali menyempatkan diri untuk kembali berkunjung. Sambil menunggu teman Heritage Traveller saya yaitu Rex El Kusuma yang datang menyusul dari tempat kerjanya di RS Pantai Indah Kapuk, saya pun memilih menunggu sambil mengobrol sebentar dengan petugas penjaga yang ada di dekat Menara Syahbandar. Sengaja saya dan Rex memilih datang le...

Tonggak Sejarah Nusantara dari Pedalaman Mahakam

Gambar
Prasasti Yupa I aka Mulawarman I (D2 a) Sungai Mahakam adalah sungai besar yang berhulu di lima pegunungan, yaitu Pegunungan Kapuas Hulu, Kapuas Hilir, Schwaner, Muller, dan Iban. Sejak masa lampau sungai ini telah memiliki peran penting sebagai jalur lalu lintas dari hulu ke hilir, begitu pun sebaliknya. Di Desa Brubus, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur telah ditemukan tujuh buah tiang batu yang mana pada ketujuhnya dipahatkan prasasti dalam aksara Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Ketujuhnya menjadi catatan penting tonggak awal zaman aksara di Indonesia. Ketujuh prasasti pada tiang batu inilah yang dikenal dengan sebutan “Yupa”. Disebut demikian sesuai dengan penyebutan yang tercantum dalam beberapa isi prasasti. Penamaan Prasasti Muara Kaman didasarkan pada tempat ditemukannya ketujuh tiang batu tersebut, yaitu di daerah Muara Kaman. Disebut pula dengan Prasasti Mulawarkan disebabkan karena prasasti ini dikeluarkan di masa p...

[FOTO] Sinau Aksara & Bedah Prasasti, Museum Nasional

Gambar
Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI) pada hari Minggu, 18 Maret 2018 telah sukses menyelenggarakan “Sinau Aksara & Bedah Prasasti” sesi pertama dengan materi Aksara Pallawa. Museum Nasional menjadi tempat penyelenggaraan karena memiliki berbagai prasasti bersejarah yang menggunakan huruf Pallawa. Para peserta mula-mula mengikuti pengenalan huruf Pallawa. Selanjutnya para peserta diajak untuk melihat dan mempelajari langsung tulisan dalam huruf Pallawa yang ada pada beberapa prasasti. Tidak ketinggalan juga para peserta juga dilatih untuk menuliskan nama sendiri dengan menggunakan huruf Pallawa dengan baik dan benar. Peserta yang datang berasal dari berbagai komunitas, akademisi dan lain-lain. Salah satu yang menarik adalah selama acara berlangsung, para peserta mendapatkan suguhan snack dan minuman tradisional. Jagung, ubi, kacang tanah dan singkong rebus lengkap dengan minuman sari dan susu jahe disajikan di meja yang telah disediakan. Di akhir acara...

Ayo Berbelanja ke Pasar Tradisional!

Gambar
Salah satu pasar tradisional di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten Seminggu yang lalu, ibu saya mengajak saya pergi ke sebuah pasar tradisional di Pamulang, Tangerang Selatan. Ada beberapa bahan makanan yang ingin dibeli seperti sayur-mayur, tempe, bakso dan lain-lain. Letak pasarnya memang tidak jauh, dengan mengendarai sepeda motor hingga beberapa ratus meter, tempat yang dituju dapat dicapai. Memang, sudah menjadi tradisi bagi kaum ibu untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional. Meskipun bukan pengalaman pertama, saya tetap antusias memperhatikan situasi dan kegiatan jual-beli yang ada di pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional sudah beriringan bersama sejarah perjalanan manusia. Dalam setiap peradaban, kegiatan perekonomian pun turut berkembang. Setiap manusia dalam peradaban itu membutuhkan apa saja yang berguna dalam hidupnya. Sandang, papan dan pangan menjadi kebutuhan penting manusia sejak ratusan tahun dan selebihnya. Berawal dari tu...

Orang Belanda Iri, Orang Belanda Mencari Rempah

Gambar
Armada Belanda mengarungi lautan luas demi rempah. Pada tahun 1602, mereka bersepakat mendirikan VOC Kebutuhan akan rempah yang 'terbatas' sejak kejatuhan Konstantinopel memaksa orang-orang Eropa menemukan sendiri tempat asalnya Rempah-rempah adalah komoditas mahal, bahkan sangat mahal dan begitu menggiurkan potensi keuntungannya. Pasar Eropa sangat membutuhkan jahe, cengkih, biji pala, kamper, kayu manis, cendana, dan lain-lain. Dibandingkan dengan segenggam emas dengan bobot yang sama, rempah-rempah memiliki harga yang jauh lebih mahal. William Wilson Hunter yang menuliskan sejarah India menuturkan, di tahun 1608 di Inggris harga cengkih dijual seharga 36.287 poundsterling. Harga jual yang luar biasa mahal itu sama sekali berbeda jauh dengan harga aslinya di Ambon senilai 2.948 poundsterling. Rempah-rempah itu nantinya akan digunakan untuk memberi cita rasa masakan, mengawetkan bahan pangan, bahan baku obat, dan mencegah daging membusuk. Pasca  Reconqui...

Buku "Perang Konvoi Cianjur-Sukabumi 1945-1946"

Gambar
Pada tanggal 27 Januari lalu, saya menyempatkan diri untuk kembali mengunjungi toko buku Gramedia. Pilihan saya jatuh pada Gramedia World Emerald Bintaro yang dekat dari lokasi saya di Pamulang, Tangerang Selatan. Toko buku ini berdiri sendiri dengan gedung sendiri pula. Kedatangan saya bertepatan dengan obral buku murah (buku tertentu) mulai dari Rp5.000,00 s/d Rp30.000,00. Setelah menarik dua buku pilihan dari obral bukunya, dengan eskalator saya beranjak langsung menuju lantai tiga di mana deretan buku bertema sosial berada. Secara tidak sengaja kedua mata saya tertuju pada satu buku yang menarik. Judul buku tersebut adalah "Perang Konvoi Sukabumi-Cianjur 1945-1946". Rupanya buku ini mengangkat tentang pertempuran-pertempuran yang terjadi di sepanjang jalur yang dilewati pasukan Sekutu di Jawa Barat dengan rute Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung. Alhasil saya sangat tertarik dan ikut membawa pulang (tentunya setelah membayar di kasir). Buku-buku tentang perang pasca...

Usia Baru, Hobi Baru, Kegiatan Baru

Gambar
Foto yang diambil di Museum Fatahillah, Jakarta, 27 Desember 2016 Pada tanggal 8 Januari lalu saya memperingati hari kelahiran saya yang ke-22. Anda bisa tebak sendiri di tahun berapa saya lahir meskipun muka saya terlihat "boros". Yah, biarpun tidak ada acara makan-makan bersama apalagi serah-terima hadiah yang tepenting harus tetap disyukuri, karena apa yang diberikan Allah Swt pada saya jauh lebih berharga. Pengalaman dari perjalanan hidup mengajarkan banyak hal yang sangat mahal bagi saya pribadi. Di usia baru ini juga saya semakin yakin untuk melangkah ke depan dengan berbagai bakat yang saya dapatkan dari Allah. Menggeluti dunia sejarah, budaya, dan literasi kini menjadi bagian kehidupan baru saya. Rasanya seperti air yang mengalir begitu saja. Tapi itulah kuasa Allah. Apa yang Allah anugerahkan sekaligus amanahkan terjadi dengan cepat. Dibandingkan tahun lalu yang masih "coba-coba" di dunia literasi, alhamdulillah saya bisa sedikit demi sedikit m...